Operasi GHF di Gaza: Misi Kemanusiaan atau Strategi Pengusiran?
Kritik Tajam terhadap Peran GHF
Antony Loewenstein, jurnalis dan penulis The Palestine Laboratory, mengungkap bahwa operasi Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang dipimpin oleh AS dan Israel bukan sekadar misi bantuan, melainkan bagian dari strategi gelap untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza. Ia menyebut bahwa Israel berusaha mengambil alih distribusi bantuan dari PBB karena menganggap badan dunia tersebut “melestarikan masalah Palestina”.
Dampak Kemanusiaan yang Mengkhawatirkan
Sejak GHF mulai beroperasi, lebih dari 600 warga Palestina tewas di sekitar titik distribusi bantuan. Loewenstein menyebut bahwa Israel kini menguasai hampir seluruh wilayah Gaza secara militer, sementara warga sipil hanya tersisa di sekitar 20–21% wilayah. Ia khawatir bahwa warga yang tetap tinggal akan hidup dalam pengepungan dan penderitaan berkepanjangan, tanpa pilihan lain selain bertahan di tengah krisis.
Seruan untuk Kembali ke Distribusi PBB
Ratusan organisasi kemanusiaan, termasuk Oxfam dan Amnesty International, mendesak agar distribusi bantuan dikembalikan ke badan-badan PBB seperti UNRWA. Mereka menilai GHF telah gagal melindungi warga sipil dan justru memperburuk kekerasan di Gaza. Lokasi distribusi yang dijaga militer disebut sebagai “jebakan maut” karena sering menjadi sasaran tembakan.