Selat Hormuz: Titik Strategis yang Membara di Tengah Ketegangan AS-Iran
Jalur Vital Energi Dunia yang Tak Tergantikan
Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Teluk Persia dengan laut lepas melalui Teluk Oman. Letaknya yang sangat strategis menjadikannya rute utama ekspor minyak bagi negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Sekitar seperlima dari konsumsi minyak dunia melewati selat ini setiap hari. Selain minyak, selat ini juga menjadi jalur penting bagi ekspor gas alam cair, terutama dari Qatar. Dengan puluhan kapal tanker besar yang melintas setiap harinya, gangguan sekecil apa pun di wilayah ini dapat mengguncang pasar energi global.
Pusat Ketegangan Geopolitik yang Tak Pernah Reda
Selat Hormuz bukan sekadar jalur pelayaran, melainkan simbol kekuatan dan pengaruh geopolitik. Dalam beberapa dekade terakhir, wilayah ini kerap menjadi pusat konflik antara Iran dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Ketegangan terbaru dipicu oleh serangan AS terhadap fasilitas nuklir utama Iran, yang memicu ancaman balasan dari Teheran untuk menutup selat tersebut bagi kapal-kapal dari negara-negara Barat. Iran telah lama menggunakan Selat Hormuz sebagai alat tawar strategis dalam menghadapi tekanan internasional.
Dampak Global Jika Selat Ditutup
Penutupan Selat Hormuz akan menjadi mimpi buruk bagi ekonomi global. Harga minyak mentah bisa melonjak drastis, bahkan diperkirakan bisa mencapai angka yang sangat tinggi dalam skenario terburuk. Lonjakan harga ini akan memicu inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan ketidakstabilan di pasar energi internasional. Negara-negara pengimpor minyak seperti India, Jepang, dan negara-negara Eropa akan sangat terdampak. Oleh karena itu, stabilitas di Selat Hormuz bukan hanya kepentingan regional, tetapi juga global.